Zulfa.com untuk menemukan berbagai hal yang positif, tugas kuliah, dan di sertai dengan gambar tutorial, author:Zulfa Anggraini

Selasa, 23 Mei 2017

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI GURU

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya.
Oleh Karena itu pembenahan manajemen pendidikan sangatlah diperlukan. Perlunya manajemen dalam pendidikan adalah untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam pengelolaannya. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep, dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dan juga untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia seutuhnya, yaitu beriman, bertakwa, dan berahlak mulia, serta menguasai ipteks dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas.
Guru sebagai manajer dalam kelas harus bisa melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi segala aktivitas yang menyangkut kemjuan siswa dalam hal prestasi demi mengkatnya mutu pendidikan terutama meningkatkan kualiatas lulusan siswa dari sekolah agar mampu bersaing dan bekerja atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Manajer (pemimpin) dengan mutu pendidikan sangat erat kaitannya karena kebijakan dari seorang pemimpin dapat berdampakpada peningkatan mutu pendidikan. Seperti yang kita tahu kurikulum selalu berubah-ubah untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju. Kepala sekolah sebagai manajer (pemimpi) di sekolah harus mampu memberikan contoh dan membimbing para guru agar mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan kami bahas hal pengembangan profesi keguruan dan manajer pendidikan.
B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dibahas penulis sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah Definisi Pengembangan Profesi Guru ?
2.    Bagaimanakah Kegiatan Pengembangan Profesi Guru ?
3.    Apa Sajakah Jenis Kegiatan Manajer Pendidikan Terhadap Pengembangan Profesi Guru ?
4.    Bagaimanakah Model Pengembangan Profesi Guru ?
5.    Bagaimanakah Manajer Pendidikan ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Pengembangan Profesi Guru
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedang secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang di tekankan pada pekerjaan mental, yaitu ada persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu  pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. 
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak di persiapkan secara khusus untuk melakukan suatu pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yang diembannya. Misalnya seorang guru profesional yang memiliki kompetensi keguruan melalui pendidikan guru seperti ( S1-PGRI, S1 Kependidikan, AKTA Pendidikan) yang diperoleh dari pendidikan khusus untuk bidang tersebut.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Profesionalis Guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan  pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar dan kondosif yaitu suasana belajar yang menyenang, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa, untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasikan kemampuannya.[1]
B.  Kegiatan Pengembangan Profesi Guru
Setiap guru wajib melakukan berbagai kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Lingkup kegiatan guru tersebut meliputi:
1.    Mengikuti pendidikan.
2.    Menangani proses pembelajaran.
3.    Melakukan kegiatan pengembangan profesi.
4.    Melakukan kegiatan penunjang.
Berkaitan dengan program Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah, maka penulisan karya ilmiah adalah salah satu dari kegiatan pengembangan profesi guru. Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.
C.  Jenis Kegiatan Manajer Pendidikan Terhadap Pengembangan Profesi Guru
Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa dilepaskan dari kegiatan pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya, kegiatan pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu[2] :


1.    Pengembangan Intensif (intensive development
Pengembangan intensif (intensive development) adalah bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, loka karya, dan sejenisnya.
2.    Pengembangan kooperatif (cooperative development
Pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan bisa melalui pertemuan KKG atau MGMP/MGBK. Teknik ini disebut juga dengan istilah peer supervision atau collaborative supervision.
3.    Pengembangan Mandiri (self directed development
Pengembangan mandiri (self directed development)  adalah bentuk pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri (self evaluation/self supervision) Idealnya,  setiap guru dapat melibatkan diri dalam ketiga jenis kegiatan pengembangan profesi di atas. Jika seorang guru tidak satupun berusaha melibatkan diri (dilibatkan) dalam ketiga jenis  kegiatan pengembangan profesi tersebut, maka hampir bisa dipastikan dia akan terpuruk secara profesi.
Di antara ketiga jenis kegiatan pengembangan profesi di atas, kegiatan pengembangan mandiri (self directed development) tampaknya merupakan sebuah alternatif yang paling memungkinkan. Secara psikologis, guru akan memiliki kemerdekaan diri yang lebih dalam menjalani tugas-tugas profesionalnya, tanpa banyak bergantung dan tekanan dari pihak luar.[3]
D.  Model Pengembangan Profesi Guru
Banyak cara yang di yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok atau dalam satu sistem yang diatur oleh lembaga. Dibawah ini adalah model pengembangan guru, yaitu[4] :
1.    Model Pengembangan Guru
Individual guided staff development (Pengembangan guru yang dipadu secara individual) Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri.para guru harus dimotivasi saat menyeleksi tujuan belajar berdasrk penilaian personil dari kebutuhan mereka.
2.    Observation/Assessment
Observasi dan penilaian dari intruksi menyediakan guru dengan data yang dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar sisiwa. Refleksi oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.
3.    Involvement In A Development/Improvement Process
Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk mengetahui atau perlu memcahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan sekolah atau pengembangan kurikulum.
4.    Training (Pelatihan)
Ada teknik-teknk dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam kelas. Guru-gurru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku dalam kelas mereka.
Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai bidang pendidikan.

E.  Manajer Pendidikan
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Pengembangan profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah seorang penyelenggara pendidikan. Seorang penyelenggara pendidikan haruslah benar-benar bertindak sebagai manajer di sekolahnya masing-masing, agar lembaga pendidikan itu mampu melaksanakan misinya sebagaimana mestinya.
Siapakah yang disebut Pemimpin Pendidikan ? Guru, wali kelas, kepala sekolah, pengawasa, kepala kantor bidang pendidikan ada semua tingkatan, semua tenaga edukatif pada kantor dinas kepa direktorat dalam lingkungan direktorat jenderal pendidikan ketua jurusan, dekan, rector dan pembantu-pembantunya pada sekolah tinggi, akademi, institusi dan universita, ahli-ahli ilmu pendidikan dan masih banyak lagi, mereka merupakan pemimpin pendidikan.[5]
Pada pokoknya setiap orang yang mempunyai kelebihan dalam kemampuan dan pribadinya, dan dengan kelebihannya itu dapat mempengaruhi, mengajar, membimbing, mendorong, menggerakan, dan mengkordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan atau perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran, maka ia telah melaksanakan fungsi kepemimpinan pendidikan, dan ia tergolong sebagai pemimpin pendidikan.
Dengan demikian maka pemimpin pendidikan itu dapat berstatus pemimpin resmi. Kepemimpinan resmi dimiliki oleh meraka yang menduduki posisi dalam struktur organisasi pendidikan, baik secara resmi oleh pihak atasan atau yang berwenang maupun karena dipilih secara resmi menjadi pemimpin oleh anggota staf  pelaksana pendidikan dimana ia bekerja. Misalnya kepala sekolah, kepala dinas pendidikan adalah termasuk kategori pemimpin resmi dan memiliki kepemimpinan resmi dilihat dari segi posisi dan sistem pengangkatannya. Kepemimpinan tidak resmi bisa dimiliki oleh mereka yang mempengaruhi, memberi tauladan, dan mendorong ke arah perbaikan.
Dalam suatu sekolah, manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan.
Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud. Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut[6] :
1.    Peranan Hubungan Antar Perseorangan
a.     Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
b.    Kepemimpinan (Leadership).
Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
c.     Penghubung (liasion).
Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.
2.    Peranan informasional
a.     Sebagai Monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
b.    Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
c.     Sebagai spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.

3.    Sebagai pengambil keputusan
         a.     Enterpreneur 
Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam              pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
b.    Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance handler).
Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
c.     Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater).
Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.

d.    A negotiator roles
Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah. Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah selaku manajer merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan.[7]
Ada istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya penyesuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh persiapan.
Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa adanya kesadaran dan motivasi semangat mengabdi inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalannya hasilnya tidak akan maksimal dan perealisasiannyapun tidak akan optimal.



DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma, Guru Profesional, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung : Alfabeta, 2011)
Sumidjo, Wahjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 1999)
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007)
Sudrajat,Akhmad.2014 Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Diambil Dari :Https://Akhmadsudrajat.Wordpress.Com/2014/10/15/3-Jenis-Kegiatan-Pengembangan-Profesi-Guru/(Diakses Dari Tanggal 25/02/2017, Pukul 14:05 WIB)
Damayanti, Sri. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah. Online Pada: Http://Akhmadsudrajat.Wordpress.Com/Diskusi-Dan-Opini-Anda/.(Diakses Dari Tanggal 25/02/2017, Pukul 15:02 WIB)




[1] Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), Hal. 19 – 22
[2] Sudrajat,Akhmad.2014 Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Diambil Dari : Https://Akhmadsudrajat.Wordpress.Com/2014/10/15/3-Jenis-Kegiatan-Pengembangan-Profesi-Guru/(Diakses Dari Tanggal 25/02/2017, Pukul 14:05 WIB)
[3] Buchari Alma, Guru Profesional, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hal. 116
[4] Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung : Alfabeta, 2011), Hal. 98 - 100
[5] E. Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hal. 32 – 36
[6]Damayanti, Sri. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah. Online Pada: Http://Akhmadsudrajat.Wordpress.Com/Diskusi-Dan-Opini-Anda/.(Diakses Dari Tanggal 25/02/2017, Pukul 15:02 WIB)
[7] Sumidjo, Wahjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 1999), Hal. 6 – 10 
Share:

1 komentar:

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog