BAB
II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
STRUKTUR dan RANCANGAN ORGANISASI PENDIDIKAN
Struktur itu berbeda dengan struktural,
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke tiga , makna dari struktur adalah
cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan. Sedangkan struktural
adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur adalah
cara suatu itu disusun atau dibangun.
Selain memiliki struktur, organisasi
juga memiliki rancangan organisasi.
Rancangan organisasi merupakan perencanaan seperti apa, untuk apa, kemana, dan bagaimana
organisasi tersebut akan dijalankan. Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan,
proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau
tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur
organisasi.
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah
koordinasi secara rasional sejumlah orang dalam membentuk institusi
pendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
B.STRUKTUR
ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN
Dalam definisi
perencanaan di katakan bahwa organisasi pendidikan ada di antara lingkungannya
dan tertanam di dalamnya. Ini berarti organisasi atau lembaga
pendidikan tidak dapat dan tidak di benarkan berdiri sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya.
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan beberapa bagian masih
diselenggarakan secara Desentraisasi. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan
negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi bangsanya.
a. Struktur Sentralisasi
Organisasi pendidikan yang di jalankan secara sentral, yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun, segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan.
Contohnya : Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari
menentukan kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan
syarat-syarat personel, urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan
bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal
dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan
ditetapkan oleh dan dari pusat.
Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan
ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta
dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui
hierarchi atasannya.
b. Struktur Desentralisasi
Organisasi pendidikan di-desentralisasi, pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah.
Contohnya : Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara
desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang
guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab
yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia
bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan
social-control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat.
C. KINERJA ORGANISASI
PENDIDIKAN
Dapat didefinisikan sebagai sebuah
pencapaian hasil atau degree of accomplishtment, hal ini
berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang di dasarkan pada tujuan yang sudah
di tetapkan sebelumnya.
Kinerja pendidikan pada hakikatnya merupakan
perwujudan dari cara kerja yang baik yang menyangkut kemampuan pendidik di
dalam melaksanakan tugas, baik dalam melaksanakan pengendalian mutu maupun
pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja yang baik di pengaruhi oleh
beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya mempengaruhi
kinerja oraganisasi pendidikan.
Menurut Notomirjo 1992, menyatakan bahwa
kinerja (performance) atau prestasi kerja atas pencapaian kerja adalah
suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian
tugasnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang
giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah
sektor pendidikan. Undang-undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga
negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui
Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam
pencapaian pendidikan yang ada dan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
- Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di
Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;
1.
Sebagai akibat dari
krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil
pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
2.
Untuk mengantisipasi
era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang kompeten agar mampu bersaing di pasar kerja global.
3. Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan
dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis.
Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka
kinerja guru sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
D. IKLIM DAN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN
Iklim organisasi menurut Falahy (2005) merupakan sarana
bagi guru untuk melakukan pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan
pandangan yang positif. Iklim organisasi mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi,
kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim organisasi kondusif, suasana lingkungan
manusia yang familiar maka akan membuat guru menjadi termotivasi karena puasnya
guru terhadap organisasi. Dan sebaliknya jika iklim tidak kondusif maka
mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja.
Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja.
Para pegawai mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap
iklim organisasi. Iklim organisasi di sekolah bisa bergerak dari yang
menyenangkan ke netral, sampai dengan tidak menyenangkan.
Tetapi pada umumnya
kepala sekolah, guru dan pegawai menginginkan iklim yang menyenangkan karena
menyangkut keuntungan seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja dan
dapat menimbulkan kinerja yang lebih baik lagi.
Budaya
organisasi pendidikan adalah budaya organisasi yang mengacu pada
suatu sistem pemaknaan bersama yang di anut oleh anggota organisasi dalam
bentuk nilai, tradisi, keyakinan, norma dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi
itu dengan organisasi lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Pidarta,Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori
dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990)
-
Wirawan, Budaya
Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta:Salemba Empat, 2008)
-
http://reconia4training.wordpress.com/di
akses2013/03/23/kinerja-organisasi
-
,
manajemen dan pendidikan , (Surabaya : Tabloid Nyata IV, 2005)






mantulll
BalasHapus